Rabu, 06 Januari 2010

Bogorku yang hilang

2010 merupakan sebuah titik awal dari beberapa sebuah resolusi yang akan kita jalani setahun kedepan. Beberapa rangkaian aktivitas celebarasi membuat hiruk pikuk dibeberapa kota besar, tak terkecuali kota kelahiranku Bogor tercinta. Gerombolan keluarga dari luar maupun dalam kota terus membanjiri kotaku tercinta, mulai dari yang hanya sekedar berkunjung ke sanak keluarga, sampai yang benar-benar berniat mengahabiskan liburan tahun baru di kota Bogor dengan mendatangi tempat-tempat wisata sampai menyewa vila-vila yang tersedia di kawasan agrowisata.
Kepadatan kendaraan terjadi disetiap sudut kota, sehingga roda kendaraan sangatlah sulit untuk bergerak sekedar berguling berputar kedepan. tak hanya kendaraan roda empat saja, hiruk pikuk kendaraan roda dua pun turut memadati jalan-jalan disekitar ibukota. Oleh sebab itu tak aneh rasanya melihat lahan parker yang semakin meluas, bahkan kerap kali memanfaatkan lebar bahu jalan.
Kotaku yang tentram dan nyaman menjadi layaknya kota yang teramat padat penduduknya, sehingga mulai terkikislah tingkat kenyamanan kota, baik dari segi pengguna jalan maupun kualitas udara yang semakin menjadi tidak bersahabat. Hal itu debabkan karena asap kendaraan bermotot yang terus memadati kota Bogor, sehingga membuat oksigen semakin kotor. Belum lagi permasalahan sampah yang berserakan dimana-mana karena ulah beberapa oknum yang seakan tak berdosa membuang sampah tidak pada tempatnya. Tentu saja hanya menambah tingkat polusitas dikotaku Bogor tercinta.
Slogan Gemah, ripah, repeh, rapih rasanya tak cocok lagi tersematkan dikotaku pada saat itu. Bagaimana tidak, karena tingkat urban tourism yang semakin meningkat, tentunya sangatlah sulit memanage itu semua menjadi sebuah penataan yang baik. Bogor seakan terkoyak dengan intense ini.
Memang ada pemasukan daerah yang meningkat, tapi saya pikir itu tidak sebanding beberapa dampak kerugiannya, mulai dari polusi udara, sampai tingkat kemacetan yang begitu tinggi shingga mengurangi kenyamana para penduduk kota. Kita harus lebih bijak lagi menghadapi semua ini, semoga kita masih dapat merasakan aroma segar kota Bogor…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar