Jumat, 05 Februari 2010

Quo Vadis Pansus Century

Sudah hampir dua bulan pansus angket Century bekerja. Mulai dari pagi sampai tengah malam mereka bekerja mengumpulkan data dari kesaksian beberapa tokoh yang diduga terkait dalam kasus bail out Century. Beberapa tokoh berhasil dihadirkan, demi mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk mengungkap kebenaran dari sebuah tuduhan konspirasi pengeluaran dana bailout Bank Century mulai dari Boediono, Sri Mulyani, Jusuf Kalla, Robert Tantular, Darmin Nasution dan masih ada beberapa tokoh lagi yang dihadirkan untuk dimintai keterangannya dalam kasus ini. Setelah berlangsung lebih dari sebulan, anehnya sepertinya tak banyak data dan informasi yang diperoleh, sehingga pansus seakan belum siap mengeluarkan keputusan sementara. Bila dilihat dari rentang waktu yang dimiliki Pansus, memang mereka masih memiliki waktu untuk mengumumkan itu. Tapi paling tidak, ada sedikit secercah pencerahan sehingga rakyat tal lagi bertanya-tanya tentang apa yang dikerjakan Pansus selama ini. Karena dalam hal ini rakyat sendiri tidak mau tahu menahu tentang apa yang terjadi didalam Pansus, yang rakyat inginkan adalah adanya sebuah kejelasan mengenai kasus ini, asumsinya adalah rakyat sudah mengembankan amanahnya pada anggota dewan terhormat, dan didalamnya termasuk panitia angket Bank Century itu. Terkesan egois memang, ya tapi itulah hakikatnya rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi.
Harapan demi harapan selalu ditunggu, kejelasan demi kejelasan selalu dicari untuk memecahkan missing link yang terjadi pada aliran dana Century. Tapi sepertinya rakyat masih harus menunggu dan menunggu, karena pansus kelihatannya lebih dulu mementingkan penyelesaian konflik diantara sesama anggota pansus. Wajar memang, karena anggota pansus terdiri dari beberapa fraksi yang memiliki perbedaan pemahaman dan perbedaan kepentingan. Tampaknya pansus harus mencocokkan kesimpulan yang diambil dari setiap fraksi. Logikanya, menyatukan pikiran saja bisa memakan waktu yang lama, lalu bagaimana dengan kasus ini, dimana pansus harus menyatukan perbedaan kepentingan. Tapi tak apalah, asalkan nantinya pansus dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang jelas, jangan malah meninabobokan rakyat karena harus menunggu lama sebuah kesimpulan yang dikeluarkan pansus.
Perdebatan alot memang selalu mewarnai kegiatan pansus. Entahlah apa yang mereka perdebatkan, rupanya mereka masih belum menyadari hakikat mereka sebagai pengemban amanah rakyat yang seharusnya memiliki kesatuan visi, tapi malah sebuah ironi yang terjadi didalamnya. Karena kini telah terjadi apa yang dinamakan “Politik Barbar” dimana terjadi serang menyerang argument antara sesama anggota pansus untuk membenarkan argumennya. Padahal mereka berada didalam sebuah institusi yang seharunya membuat mereka semakin terhormat dan selalu memperjuangkan kebenaran. Hanya sebagian anggota pansus yang benar-benar serius ingin membongkar kasus Century ini, karena sisanya merupakan mitra koalisi, sehingga mau tidak mau harus mengikuti power dari pihak koalisi, oleh karena itu dirasakan kini tujuan dari pansus ini seakan berbelok tidak lagi pada jalurnya, tapi seakan diperhalus dengan konflik-konflik yang terjadi agar dapat menyamarkan pembelokkan arah ini. Oleh karena itu, rakyat selalu disajikan pemandangan anngota pansus yang selalu berseteru, sehingga ini dapat menjadi sebuah alibi bagi pansus apabila rakyat mulai menanyakan kinerja pansus selama ini, terlebih lagi peran media yang begitu setia meliput kerja pansus, tentu semakin berhasil tujuan pembelokkan pansus, tapi sayangnya tidak semua jeli melihat itu.
Hal ini terlebih dapat karena komposisi anggota pansus itu sendiri lebih didominasi frkasi yang mendukung pemerintahan pada masa itu, rupanya blok koalisi lebih besar proporsinya ketimbang blok oposisi, otomatis ini sangat mendukung sekali. tapi rasanya jelas juga dapat terlihat, dari vokalitas anggota pansus yang hanya itu-itu saja orangnya, mulai dari Marruarar Sirait, Ganjar Pranowo, Melchias…, dan Akbar Faisal, dan sisanya lagi entah kemana. Kalaupun mengajukan pertanyaan, ya rasanya ngambang terdengar pertanyaannya. Adapun dari fraksi Demokrat yang terlihat seperti pasang badan tentang kasus ini, dengan selalu menyimpulkan tidak ada yang salah dari bail out Century. Tentu berbading terbalik dengan fraksi PDI P, Hanura, dan Gerindra yang menyimpulkan telah terjadi sebuah kekeliruan terhadap proses penyelamatan Bank Century.
Seperti yang kita ketahui bersama fraksi Demokrat merupakan fraksi yang berpengaruh besar dipansus. Selain jumlah anngotanya yang kuat, fraksi-fraksi yang lain (kecuali PDI-P, Gerindra dan Hanura) merupakan mitra koalisi, oleh karena itu secara otomatis power yang mampu mempengaruhi apapun keputusan dari pansus ini tentunya dari fraksi ini. Tapi tidak menutup kemungkinan “Minority Influence” malah dapat lebih berpengaruh, karena penelitian terdahulu pernah menunjukkan adanya kekuatan minoritas yang dengan sukses mempengaruhi suara mayoritas dibawah keadaan spesifik (Kaarbo, 1998; Karboo & Beasley, 1998; Moscovici, 1985). Suksenya suara minoritas mendesak suara pengaruh suara mayoritas dengan tetap menjadi oposisi (Wood Lundgter, Oullete, Besceme, & Blackstorie, 1994), setiap anggota oposisi yang konsisten memperjuangkan suara minoritas merasa lebih jujur dan berkompeten (Bassili & Provencal, 1988). Rasanya teori diatas memang benar-benar menujukkan keadaan sekarang yang terjadi didalam Pansus Century.
Dengan adanya perdebatan dari beberapa fraksi ini, sebenarnya hanya menambah rakyat semakin bingung. Sebenarnya akan dibawa kemana kasus Century ini??? Apakah akan dibawa keranah hukum, atau malah akan dibawa keranah politik. Padahal sudah seringkali beberpa anggota Pansus mengatakan, didalam pansus ini kita bukan mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah, tapi kita mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi anehnya sekarang malah berkembang isu tentang “pemakzulan” presiden dari arah Pansus Century ini. Berarti secara eksplisit sangatlah jelas Pansus ini tidak lagi berada dijalur hukum, tapi sudah berbelok mengembara kearah politik dengan isu impeachment tersebut.
Mudah-mudahan kesimpulan yang nantinya dihasilkan oleh Pansus Century, benar-benar kesimpulan yang sesungguhnya, tak ada lagi tunggang-menunggang kepentingan untuk membelokkan kesimpulan dari kasus ini, karena sejatinya rakyat sudah lelah dengan semua pembodohan ini, sekarang sudah saatnya kedaulatan rakyat benar-benar ditegakkan, sehingga tak ada lagi borok-borok yang tersamarkan, dan tentunya proses hukum dari hasil Pansus ini nantinya tidak hanya menjadi isapan jempol tapi benar-benar dijalankan sebagaimana mestinya.
Sebagai rakyat biasa kita hanya mampu berdoa, semoga kasus ini dapat benar-benar terselesaikan sampai ke akar-akarnya, tentu rakyat akan selalu memantau kasus ini. Mulailah belajar menerima kenyataan, jangan malah menutupi sebuah kenyataan. Mungkin itulah sedikit himbauan bagi para anggota Pansus angket Century, karena kini rakyat sudah pasang badan untuk terus memantau penyelesaian kasus ini,,, tangan terkepal dan maju kemuka…!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar