Jumat, 05 Februari 2010

The Barbarian

Potret sebuah gambaran kebiadaban muncul ketika adanya ancaman yang kuat yaitu dirasa keluar dari pandangan sebuah entitas politik sebagai kekuatan, dalam pembahasan ini yaitu sebuah kemampuan, tapi sebagai budaya yang tak bermutu. Menurut sejarah contoh gambaran ini terdapat pada orang Yunani yang berada di suku Jerman utara. Gambaran dari kebiadaban itu terdapat pada keagresifan masyarakat pada masa monolithic dalam memutuskan struktur, kelicikan, dan rela untuk tidak mengatakan kebrutalan yang mencakup pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan bangsa, dan siapa yang tekun untuk mengambil keuntungan pada sebuah kekuasaan. Biasanya emosi dan gambaran suku ini sangat menjijikan lebih dari sesuatu yang sangat menjijikan (karena barbarian merupakan pertimbangan besar didalam kemampuan, dasar pemikiran budaya yang bermutu rendah), kemarahan dan ketakutan. Yang terjadi belakangan ini merupakan sebuah hasil dari kemampuan kekuasaan dari seorang barbarian. Barang siapa yang tidak berbagi maka akan menjadi didakwa sebagai seorang pengecut dan berkhianat.
Sebab dari teori kedua dan kekayaan emosi, pada pembahasan ini belum tentu pada keagresifan sikap pertahanan. Ketakutan dihasilkan oleh kemampuan yang tidak sejalan sehingga membuat seseorang menyukai menghindar langsung dari konflik. Alasan yang paling utama adalah untuk berhadapan dengan suku barbarian adalah mencari musuh yang bisa dibujuk dengan beberapa kemungkinan kegagalan untuk setuju dengan perlakuan yang berpengaruh, serius dan kurang baik, yang membuat penduduk tertarik. Didalam teori identitas social, orang yang merasa mungkin menyukai untuk mengikutsertakan dirinya didalam kompetisi langsung dengan apa yang dia benci dan lawan yang menjijikan, bagian yang paling hebat dari eliminasi ancaman keseluruhan, tapi tidak dapat, karena terlalu kuat. Malah, kita harus membangun koalisi untuk mengatasi kelemahan dan memperbaiki kemampuan untuk mengurangi the barbarian.
Beberapa contoh diatas baru saja terjadi di dunia internasional dan konflik politik domestic. Kasus internasional termasuk persepsi Israel terhadap bangsa Arab. Walaupun Negara Arab tidak berkuasa melebihi kemampuan militer Israel, polulasi yang besar dan mencari keuntungan untuk yang sudah pasti, harapan Israel itu memiliki potensi menjadi penguasa. Meskipun dirasa pikirannya rendah, kemungkinan itu terlihat sebagai kekuasaan penuh dalam senjata konvensional yang tidak hanya dapat dicapai tapi tidak dapat dihindarkan. Contoh kedua, terjadi didalam perpecahan Yugoslavia, yang mana mempercayai diri mereka untuk menjadi bangsa Serbia, tapi lebih melemah dalam kemapuan. (Cottan & Cottam, 2001). Pada kasus kedua, musuh meminta: Israel melihat pada US dan Eropa, dan Kroasia melihat pada Slovenia dan selain Negara Eropa semangat ini berasal dari usaha untuk merdeka dari Yugoslavia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar