Senin, 26 April 2010

The real man or the loser man….????

Suatu hari saya bertiga bersama teman saya berada didalam bus trans Jakarta. Pada saat itu keadaan tidak terlalu padat dan tidak terlalu sepi juga. Ketika sampai disebuah halte berikutnya, masuklah seorang ibu-ibu dengan lantai gontai disertai mata yang melirik kiri dan kanan mencari posisi tempat duduk yang kosong. Tapi rupanya harapan itu sirna, karena semua tempat duduk sudah terisi.
Tiba-tiba saja seorang teman yang berinisial “A” berdiri dan merelakan tempat duduknya untuk ibu tadi. Dengan penuh keikhlasan sahabat saya berdiri dan menggantungkan tangannya dipegangan tangan yang tersedia untuk penumpang yang berdiri.
Jiwa social sahabat saya memang sangat tinggi. Tapi uniknya, dia mau merelakan tempat duduknya hanya untuk seorang ibu-ibu. Ia tak akan mau apabila merelakan kursinya untuk perempuan muda yang cantik dan menarik. Begitu ujarnya… Terbukti, pada saat duduk kembali, dan ada seorang wanita muda cantik dan menarik yang berdiri dihadapannya, ia tidak mempersilahkan wanita muda yang cantik menawan itu untuk duduk.
Rasional memang, bila kita pikirkan lebih dalam. Karena seorang wanita muda, sudah barang tentu memiliki fisik yang jauh lebih baik dari ibu-ibu. Tapi terkadang hal ini tidak disadari oleh para wanita muda usia. Ketika ia tidak kebagian tempat duduk, sedangkan dihadapannya pada waktu itu ada seorang laki-laki muda sedang duduk, tak jarang wanita muda bergumam dalam hati, atau bahkan mungkin di ucapkan dengan lisan kata-kata ini…”ngalah sedikit sama cewe apa susahnya sih..???” atau mungkin “egois banget sih nih cowo.., gak gentle banget, ngeliat cewe dibiarin berdiri”
Wajar memang bila terjadi hal seperti itu, karena wanita hakikatnya memang selalu ingin dimengerti. Tapi bila saya pikir, justru cowo yang cuek dengan membiarkan wanita berdiri itu adalah “the real man”. Malah justru cowo yang memberikan tempat duduknya pada wanita muda nan cantik yang belum dikenalnya adalah “the loser man”. Awalnya memberikan bantuan, tapi ujung-ujungnya pasti minta kenalan.
Memang tidak semua lelaki seperti itu, tapi memang kebanyakan seperti itu. Makanya penulis tidak suka sama lelaki.
Dengan tidak mengalah pada wanita bukan berarti, lelaki tidak pengertian. Tapi pasti ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan, diantaranya: kondisi fisik, pola pikir dan lingkungan yang membentuk kepribadian lelaki tersebut.
So, jangalah su’udzon terhadap seorang lelaki….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar