Senin, 26 April 2010

Love is never without jealousy…

Itulah padanan kata yang saya dapat dari salah satu novel fenomenal di negeri ini. Sebuah kata padanan kata yang sederhana, tetapi syarat akan makna. Seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara cinta dan cemburu.

Banyak pujangga menyatakan cemburu merupakan tanda cinta, tapi banyak juga yang tidak merasa nyaman ketika seseorang merasa di cemburui, secara tidak langsung ia tidak merasa nyaman dengan tanda-tanda cinta tersebut. Berarti konsep cemburu para pujangga telah dipecahkan dengan dengan konsep realita kehidupan manusia. Tapi masih banyak juga yang mengkultuskan arti cemburu sebagai tanda cinta.

Aneh memang bila didapati rasa cinta tanpa sebuah kecemburuan. Ibaratnya bagai sayur tanpa garam, begitulah ujar beberapa pasangan yang saya wawancarai. Tapi apabila rasa cemburu telah membutakan mata, malah bisa menjadi boomerang bagi yang merasakannya. Karena cemburu buta merupakan sesuatu yang destruktif yang hanya dilampiaskan dengan perbuatan tanpa mengakui bahwa dirinya sedang merasa cemburu, misalnya dengan tiba-tiba ngambek disertai marah-marah yang tak jelas asal muasalnya serta dengan menjelek-jelekkan orang lain yang menjadi objek kecemburuannya.

Oleh karena itu kalaupun merasakan cemburu, hendaknya tidak dalam keadaan cemburu buta. Tapi dengan cemburu melek. Karena apabila kita melek, walaupun kita sedang merasakan sebuah kecemburuan yang teramat sangat, tapi dampak dari kecemburuan kita masih dapat terarah dan terukur. Biasanya orang yang cemburu melek ia hanya berdiam diri sambil instropeksi dan mencari tahu apa yang menyebabkan perang dunia bisa terjadi. Sehingga ia lebih proaktif untuk mencegah rasa cemburu itu datang lagi.

Adapun orang yang sama sekali tidak cemburu ketika pasangannya memperhatikan orang lain. kemungkinannya ada dua. Yang pertama, orang itu memang tidak begitu sayang pada pasangannya, sehingga dengan siapapun pasangannya berinteraksi, tak sedikitpun rasa cemburu itu hinggap padanya. Kemungkinan yang kedua yaitu, orang tersebut mencintai pasangannya secara tulus sehingga baginya cinta tidak perlu memiliki, seandainya pacarnya bisa lebih bahagia dengan orang lain maka ia pun akan ikhlas melepaskannya.

Silahkan anda nilai pasangan masing-masing. Termasuk kedalam golongan apakah
pasangan anda. Mudah-mudahan ini dapat bermanfaat bagi anda untuk dapat mengerti serta memahami karakteristik setiap pasangan yang anda miliki. Kalaupun anda masih belum punya pasangan, paling tidak ini dapat berguna sebagai referensi atau buku saku ketika anda sedang menyeleksi seseorang yang akan mendampingi anda kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar